Pembangunan Pertanian
dalam Milenium ke Tiga,
Implikasnya pada
Pendidikan Tinggi Pertanian
Oleh Ade Rahayu Irawan
Perjalanan pertanian Indonesia dihiasi dengan serangkaian
keberhasilan yang patut disyukuri. Namun demikian, pembahasan mengenai keberhasilan
pertanian saja dapat mudah menimbulkan kontroversi dan perdebatan. Sebagian
pihak dapat dengan gamblang menunjukkan berbagai keberhasilan yang telah
dicapai, sedangkan sebagian sebagian pihak lain juga memiliki argumentasi kuat
mengenai kondisi pertanian Indonesia yang masih penuh masalah. Hal ini terjadi
luas dan kompleksnya lingkup pertanian. Oleh sebab itu, perbedaan pandangan
atas potret kondisi pertanian saat ini sebaiknya dilihat sebagai sifat
multidimensi dari pertanian, yang sekaligus dipergunakan sebagai pedoman dalam
menentukan arah selanjutnya.
Dalam menghadapi tantangan global, perdagangan bebas dan kemajuan
pesat dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang berlangsung dalam
dinamika dunia yang berkembang sangat cepat, dimana batas antar negara mulai
kabur, pertama-pertama yang harus Indonesia lakukan adalah mensosialisasikan
persepsi dan paradigm baru dari pembangunan pertanian, dimulai dari para pakar
perguruan tinggi, LSM, politisi dan para wakil rakyat di DPRD dan DPR. Persepsi
tersebut dimana pertanian bukanlah hanya kegiatan tradisional namun pertanian
hakikatnya adalah kegiatan industri dan bisnis,
serta paradigma dalam arti
pertanian mampu menjadikan produknya unggul kompetitif, mampu menghadapi
fluktuasi harga di bursa pasar dalam dan luar negeri, mampu mengembangkan
teknologi ramah lingkungan, mampu menyediakan pangan yang bernilai untuk
memperbaiki gizi bangsa, dan mampu mendatangkan devisa yang selalu menigkat.
Paradigma ini harus dipertahankan secara berkelanjutan.
Iptek menjadi ujung
tombak industri pertanian agar mampu bersaing dipasar global. Karena rendanya
teknologi dibidang pertanian menyebabkan kurang berdayanya pertanian. Disamping
itu perlu adanya sumberdaya manusia dan modal kemasyarakatan. Dengan ini
pertanian Indonesia bisa mengubah wajahnya.
Indonesia dengan
sumber daya alam lahan, perairan, dan hayati yang berlimpah disertai iklim
tropik dengan jumlah dan curah hujan yang beragam di antar wilayah, sudah
sepantasnya Indonesia ada re-orientasi pembangunan ekonomi nasional yang
mereposisi pembangunan pertanian menjadi motor penggerak pembanguunan yang
memiliki potensi memanfaatkan kekayaan sumber daya alam sebagai pemasok pangan,
komoditi lain yang dibutuhkan, devisa dan pemerataan, sehingga transformasi
structural kea rah industrialisasi mengalami kemantapan.
Ada lima orientasi strategi pembangunan yang
dijadikan satu kesatuan paradigma baru, yaitu pertama berorientasi kepada
pemberdayaan petani, dan masyarakat pedesaan; kedua berorientasi kepada
pemanfaatan ketahanan pengan; ketiga berorientasi kepada pasar dalam dan luar
negeri; keempat berorientasi kepada iptek sebagai ujung tombak; dan kelima
berorientasi kepada industri pengolahan.
Dengan peradigma
dan orientasi strategi pembangunan pada tersebut, maka pendidikan tinggi
pertanian tidak boleh hanya berorientasi pada kurikulum yang menghasilkan
sarjana pertanian yang wawasannya difokuskan kepada produksi produk-produk
primer saja, tetapi lebih kepada mata-mata kuliah yang berkaitan dengan peningkatan
nilai tambah produk primer, manajemen sumberdaya alam manajemen agrobisnis, dan
kewirausahaan.
Apabila kelembagaan
tinggi pertanian tetap seperti sekarang, maka besar kemungkinan minat lulusan
sekolah lanjutan atas (SMA, MA, SMK) untuk masuk ke fakultas pertanian sebagai
prioritas utama akan menurun. Di mata masyarakat pertanian masih dikonotasikan
dengan bercocok tanam menggunakan cangkul, arit dan sebagainya, sedangkan
pertanian adalah bio-industri dengan spektrum kegiatan yang sangat luas meliputi
tanaman, peternakan, dan perikanan dari kegiatan hulu sampai dengan kegiatan
hilir yang akan memberikan sumbangan besar bagi kemajuan dan kesejahteraan
suatu bangsa.
Sumber :
Orasi Ilmiah : Prof. Dr. Gunawan Satari pada Lustrum VIII Faperta Unpad 1 September 1999
Di rangkum oleh : Ade Rahayu Irawan
Untuk : Tugas Ringkasan Artikel Ilmiah, pada mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian
Program Studi Agroteknologi Faperta Uninus Bandung
Dosen: Ir. H. Rd. Robi Robana, M.Sc.
Untuk : Tugas Ringkasan Artikel Ilmiah, pada mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian
Program Studi Agroteknologi Faperta Uninus Bandung
Dosen: Ir. H. Rd. Robi Robana, M.Sc.